Afirmasi: Kekuatan Berpikir Positif
by @wawantowet
Waktu bangun pagi, sadari betapa beruntungnya Anda untuk bisa hidup, berpikir, menikmati hari, dan mencintai. -Marcus Aurelius
Berpikir
positif membawa anugerah yang luar biasa. Kesehatan, karir, keuangan,
relasi, dan hubungan akan semakin meningkat. Penelitian dalam
psikologi positif telah membuktikan bahwa orang yang optimis
cenderung lebih panjang umur dan tahan terhadap tekanan untuk sukses
kemudian.
Beberapa
riset telah dilakukan oleh Dr.
Martin Seligman dan
para koleganya memaparkan kekuatan dari paradigma personal terhadap
keberuntungan serta sistem imun pribadi.
Contohnya
seperti pada studi jurnal biarawati yang terisolasi, menunjukkan
bahwa mereka yang lebih positif dan jarang mengeluh memiliki
kesehatan yang lebih baik dan usia yang lebih panjang.
Dalam
bukunya: kecerdasan emosi dan sosial, Daniel
Goleman mengungkapkan
betapa kesuksesan seseorang bisa sangat dipengaruhi oleh kecerdasan
emosionalnya.
Semakin
positif sikap dan perilakunya yang berdasarkan perasaan serta
pemikiran di dalam diri seseorang, semakin tinggi kemungkinannya
untuk berhasil dalam segala upayanya.
Dr.
Deepak Chopra,
seorang pakar kesehatan holistik mengungkapkan bahwa dalam sehari;
seseorang bisa berbicara kepada dirinya sebanyak 60000-80000 kali dan
kebanyakan tidak disadari. Malah, sebagian besar isinya bersifat
negatif, diulang-ulang dari hari-hari yang sebelumnya dan lalu
menjatuhkan kepercayaan diri, menggerogoti potensi kesuksesan.
Dan
akhirnya, tanpa disadari pula mood selama
sehari itu menjadi negatif juga. Perasaan semakin terpuruk, dan
membuat diri bersikap buruk tanpa semangat.
Perilaku
yang sangat tidak mendukung kesuksesan dan kesehatan ini bisa
menyeret ke bidang kehidupan yang lain seperti hubungan pribadi
dengan keluarga atau relasi, karir, dan seterusnya.
Misalnya
seperti: saya tak akan bisa mencapainya, saya kurang pintar, kalah
cerdas dibanding…, saya bisa-bisa mempermalukan diri, perusahaan,
saya selalu keliru dalam berbicara, saya sering salah, saya tidak
jago atau lihai, dia lebih pandai, mereka lebih beruntung, dan
sebagainya.
Kalimat-kalimat
ini diucapkan nurani tanpa suara dan kadang tanpa disadari! Otomatis
saja merasa inferior. Kemudian menjadi refleks untuk mudah menyerah
dan lemah. Tiba-tiba saja, diri ini menjadi malas serta tidak
bersemangat lagi tanpa kita sadari, disebabkan oleh bisikan kalbu
yang negatif itu.
Masalahnya,
semua suara-suara sumbang di dalam hati ini bisa memprogram otak
kita. Kata-kata yang negatif ini bisa menjadi kenyataan karena
benar-benar diyakini.
Kepribadian
kita menjadi minder, tidak percaya diri, takut gagal, dijauhi orang
lain karena membawa aura negatif, dan dijauhi kesuksesan karena
kurang motivasi. Lalu, bagaimana solusinya?
Kita
harus menyadari pikiran-pikiran yang negatif ini dan berniat untuk
mengubahnya. Lalu kita ubah dengan teknik afirmasi yang telah teruji
secara ilmiah dan pernah saya tuliskan beberapa kali dalam blog
100motivasi ini.
Selanjutnya
adalah mencari dukungan untuk menguatkan kebiasaan baru berpikir
positif ini menjadi lebih tahan lama bahkan permanen. Dukungan bisa
secara spiritual atau sosial lewat komunitas, keluarga, teman, dan
rekan kerja.
KONTEMPLASI
Pertama-tama,
amati pikiran dengan petunjuk sinyal-sinyal dari mood dan
indikasi-indikasi yang diberikan oleh perasaan atau emosi. Observasi
kenyataan dan fakta-fakta yang lalu pisahkan dengan pikiran yang
bersifat spekulatif, prediktif, dan memberikan stigma negatif.
Hati-hati
dengan persepsi diri bahwa kita orang yang tidak mampu, tidak
kapabel, tidak kompeten, tidak beruntung, dan sebagainya. Perspektif
yang sempit dalam memandang kredibilitas pribadi ini akan semakin
memojokkan keahlian yang potensial serta menyudutkan kemampuan yang
dinilai secara asal (tidak fair/obyektif).
Langkah
awal untuk memperbaiki semuanya dengan afirmasi adalah dengan niat
kuat yang memutuskan saatnya untuk berubah. Cari hasrat ingin berubah
menjadi pribadi yang lebih baik, telusuri nurani, pancing niat
walaupun kecil atau betapapun sederhananya, akan keinginan untuk
memperbaiki diri.
Kobarkan
dorongan untuk meningkatkan kualitas diri dengan kontemplasi
sederhana, penulisan impian dan cita-cita, serta sharing sama sahabat
dekat. Untuk melawan self-talk atau inner-dialogue yang
kurang memberdaya, gunakan afirmasi.
AFIRMASI
Afirmasikan
dengan lantang dan berulang-ulang kalimat-kalimat positif yang
melawan sabotase diri oleh kata hati yang negatif. Lengkapi dengan
visualisasi atau imajinasi, lalu lakukan ketika sedang rileksasi
seperti pada dini hari, ketika mengantuk, atau sedang meditasi.
Manfaatkan
gelombang otak alpha dan theta ketika
pikiran tidak terlalu kritis untuk menerima sugesti dari afirmasi.
Gelombang otak ini didapat ketika tubuh kita sedang santai tidak
tegang, hormon adrenalin rendah, tekanan darah dan jantung stabil
berirama, denyut nadi melambat, dan mata setengah mengantuk tapi
tidak tidur. Pikiran siap menerima sugesti.
Beberapa
bukti telah menunjukkan efektivitas afirmasi bagi orang sedang kurang
sehat secara fisik, mental, dan spiritual, afirmasi baik untuk
penderita depresi dan kecemasan yang berlebihan, rasa percaya diri
yang kurang, dan seterusnya. Contohnya penelitian oleh Northwestern
State University yang menjelaskan pengaruh afirmasi terhadap
kepercayaan diri.
Riset
lain telah dilakukan oleh Universitas Kentucky, Lexington, dan
berbagai lembaga di seluruh dunia. Telah tercatat di jurnal kesehatan
Amerika dan secara global, afirmasi telah teruji dalam teknik
psikoterapi CBT dapat mengurangi negativitas seseorang serta
meningkatkan kebahagiaan.
Afirmasi
dinilai jelek oleh sebagian orang karena hanya omong kosong,
angan-angan atau mimpi di siang bolong, dan lain-lain. Afirmasi bisa
menjadi bumerang bagi mereka yang apatis, skeptis, dan bercitra diri
amat rendah. Perlahan, harga diri harus ditinggikan kembali dan kuat
ditopang kompetensi serta pola pikir atau mindset yang
tepat.
Maka
dari itu, mindset yang
benar adalah mengoreksi pemikiran yang berprasangka buruk terhadap
afirmasi. Sehingga afirmasi yang dilakukan berulang-ulang bagai
repetisi dalam gym untuk
otak dengan tujuan menguatkan otot berpikir positif dan kebugaran
mental seseorang agar lebih perkasa menghadapi beragam rintangan
serta keyakinan yang negatif.
PENGGUNAAN
AFIRMASI
Afirmasi
bisa disusun sesuai dengan kebutuhan atau keinginan masing-masing.
Bisa untuk perubahan sikap dan perilaku, perbaikan nasib, menurunkan
rahmat dan berkah, menambah rejeki dan kesehatan, mengakrabkan
hubungan, mendekatkan jodoh atau pasangan, minimal dapat meningkatkan
kepercayaan diri dan perasaan positif yang berbahagia.
Utamanya
afirmasi dirangkai dalam kalimat yang positif dan dalam
bentuk present-tense(seakan-akan
sudah/sedang terjadi), mempengaruhi emosi dengan bersifat personal
dan mendetail, spesifik secara waktu bukan cara, singkat-padat-jelas,
diucapkan dengan lantang atau di dalam hati yang penting
berulang-ulang ketika sedang rileks atau sembari bernafas
dalam-dalam.
Manfaatkan
waktu di pagi hari, saat pertama kali bangun (subuh),
mendusin/terbangun sebentar setelah tertidur (jam 2 pagi misalnya),
ketika sedang bermeditasi atau gunakan kalimat afirmasinya sebagai
mantra, dalam mimpi, sebelum tidur saat mengantuk berat, mandi
berendam, atau sambil menulis.
Kombinasikan
afirmasi dengan teknik-teknik berpikir positif seperti penetapan
tujuan, saat sedang menahan amarah atau emosi, ketika mau bertemu
seseorang yang sangat berarti atau ada meeting penting,
waktu mengerjakan sebuah proyek atau tugas yang divisualisasikan akan
berhasil, agar lebih produktif, dan sebagainya.
Afirmasi
yang positif akan menanamkan benih-benih kesuksesan yang dapat
dipanen di masa depan seiring bertumbuhnya keyakinan diri. Kata-kata
yang suportif akan berkembang menjadi tindakan yang termotivasi
tinggi oleh perasaan yang positif.
Tuhan
akan memberikan jalan serta kebetulan-kebetulan, alam dan lingkungan
akan sinkron serta harmonis untuk mengilhami perwujudan keberhasilan,
ide-ide yang brilian nan inovatif, pertemuan-pertemuan akan membawa
kesempatan, pembelajaran yang berharga. Semua berkat afirmasi.
Atur
afirmasi agar tidak terlalu mustahil untuk diraih, masih realistis
dan bisa dipercaya untuk dapat dicapai sesuai jangka waktu yang
diinginkan. Jangan terlalu muluk atau ambisius dalam menyusun
afirmasi yang bersifat keinginan di masa depan. Contohnya: Saya bisa
memberikan presentasi yang terbaik hari ini.
Contoh
lain afirmasi: saya memiliki kreativitas. Saya mempunyai uang
sebesar…, saya berlimpahkan penghargaan, saya kaya dan
berkecukupan, saya bisa! Saya sukses! Saya bersyukur dengan pekerjaan
yang sekarang, saya mampu menyelesaikan tugas dengan baik, saya
senang bekerja bersama dalam kelompok, saya memutuskan jadi pemimpin,
saya hebat, saya menyukai diri saya ini, saya menjadi diri yang lebih
baik dari yang sebelumnya, dan lain-lain.
Pernyataan
afirmasi mesti berkali-kali kalau perlu di tulis pada sebuah kartu
yang dibaca tiap jam sekali! Selamat mencoba…